BAB V BUDIDAYA PEMBENIHAN IKAN KONSUMSI

1. Pengertian budi daya pembenihan ikan konsumsi
    Budi daya pembenihan ikan konsumsi adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan dengan cara menanam benih konsumsi. Budi daya pembenihan ikan konsumsi juga diartikan sebagai usaha pemeliharaan dan pengembangbiakan ikan konsumsi yang dapat membawa keuntungan.

2. Jenis produk hasil budi daya pembenihan ikan konsumsi
  • Ikan konsumsi yang berasal dari laut adalah ikan baronang, ikan ekor kuning, ikan kakap, ikan kambing-kambing, ikan kerapu, ikan marlin/layaran, ikan pari, ikan tenggiri, ikan teri, dan ikan tongkol.
  • Ikan konsumsi air tawar yang biasanya diminati oleh konsumen adalah ikan baung, ikan bawal, ikan mujair, ikan belut, ikan gabus, ikan gurami, ikan lele, ikan mas, ikan nila, ikan nilem, ikan patin, ikan sepat, dan ikan tawes.
3. Budi daya usaha perikanan menurut jenisnya
  • Bidang usaha perikanan tangkap 
  • Bidang usaha budi daya atau akuakultur
  • Bidang usaha perikanan pengolahan
4. Desain budi daya pembenihan ikan konsumsi
    Untuk membuat wadah budidaya ikan konsumsi diperlukan desain dan konstruksi wadah yang akan digunakan untuk budidaya ikan. Wadah budidaya ikan sendiri terdiri dari kolam, bak, akuarium dan keramba atau jaring apung. Desain merupakan perencanaan dalam pembuatan wadah budidaya ikan. Sedangkan konstruksi adalah susunan (model, tata letak) wadah yang akan dibuat. Wadah tersebut tentunya memiliki desain dan konstruksi sesuai dengan tujuan pembuatan wadah budidaya ikan.


Dalam merencanakan pembuatan wadah dan peralatan budidaya ikan pengusaha perlu melakukan persiapan sebaik mungkin agar produk yang dihasilkan mempunyai manfaat dan berdaya saing tinggi. Sebelum pembuatan wadah, sebaiknya dilakukan pembuatan disain dari wadah tersebut. Disain yang akan dibuat disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia. Disain akan mempermudah pembuatan wadah yang sebenarnya, sehingga kerugian akibat kegagalan proses pembuatan dapat dihindari.

Wadah budidaya ikan konsumsi yang dibuat nantinya dapat berguna untuk proses budidaya ikan tersebut. Wadah tersebut dapat berfungsi sebagai tempat pematangan gonad, tempat pemijahan, tempat penetasan telur, tempat endederan, tempat pembesaran, tempat pemberokan, tempat karantina (ikan sakit / ikan baru), dan pengelolaan kualitas Air (filter, pengendapan, pengolah limbah, ozonisasi).

a. Desain dan kontruksi kolam
Desain kolam bisa berbentuk persegi, persegi panjang, lingkaran, trapesium, segitiga bahkan bentuk tidak beraturan. Hal tersebut disesuikan dengan kondisi lahan dan lokasi. Bentuk kolam yang umum digunakan adalah persegi dan persegi panjang.

Perlu diperhatikan tentang persyaratan teknis kontruksi kolam. Kolam yang akan digunakan sebaiknnya mempunyai pematang kolam, dasar kolam dan pintu air.
  1. Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air di dalam kolam agar tidak keluar. Tanah yang cocok untuk membuat pematang adalah tanah liat. Tanah liat memiliki sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran pematang disesuaikan dengan ukuran kolam. Jenis tanah untuk pematang harus kompak dan kedap air agar pematang tidak mudah bocor. 
  2. Dasar kolam dibuat miring menuju saluran pembuangan air. 
  3. Saluran air dibuat keliling (ceren) dan tegah (kamalir). Saluran air ini dibuat miring kearah saluran pembuangan air untuk memudahkan pengeringan kolam dan pemanenan ikan. 
  4. Pintu air pada kolam terdiri dari pintu masuk dan keluar yang terpisah.  Letak pintu pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya berada di tengah-tengah sisi kolam terpendek agar air dalam kolam dapat berganti seluruhnya.
Pada wadah sistem tradisioanal/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam yang keseluruhan bagiannya terbuat dari tanah. Tanah liat / lempung yang sedikit berpasir, mudah dibentuk, tidak mudah pecah, tidak melekat ditangan apabila dibentuk sesuatu, cocok untuk pembuatan kolam. Pembuatan kolam dengan bahan tanah memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai berikut.
  • Kelebihan yaitu biaya relatif murah, dapat membantu penyediaan pakan alami (plankton) , perombakan sisa pakan dan metabolisme bisa terjadi secara alami 
  • Kekuranganyaitu rentan terhadap kebocoran akibat hewan perusak (ex:  kepiting), serta akibat tekanan air dari dalam dan luar kolam, terutama apabila hujan deras, sulit untuk mengontrol hewan predator, dan sulit mengontrol debit air yang masuk
Pada kolam semi intensif  yang menggunakan bagian dinding dan pematangnya terbuat dari tembok, sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah juga memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan sebagai berikut.
  • Kelebihan yaitu tahan terhadap kebocoran akibat hewan, tahan terhadap tekanan air kolam, memudahkan dalam pengontrolan air dan hewan pengganggu, dan kualitas air bisa dikontrol lebih cermat
  • Kekurangan yaitu biaya lebih mahal jika dibandingkan dengan sistem tradisional, penyediaan pakan alami pada kolam tembok lebih sedikit, dan proses penguraian alami sulit terjadi

b. Desain dan kontruksi bak
Desain dan kontruksi bak pada dasarnya hampir sama dengan kolam. Desain dan kontruksi bak terpal/ plastik banyak digunakan dalam kegiatan budidaya ikan konsumsi. Hal ini dilakukan untuk menyiasati lahan yang terbatas dan kemudahan dalam proses pemeliharaan ikan konsumsi. Desain dan kontruksi bak terpal/plastik disesuaikan dengan beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
  1. Jenis ikan konsumsi yang akan dibudidayakan
  2. Tahapan budidaya pembenihan atau pembesaran.
  3. Keseimbangan antara volume air dan penyanggabak harus kuat.
  4. Dasar peletakan untuk bak terpal/plastik harus rata agar tidak mudah bocor. Hal ini bisa dilakukan dengan meratakan tanah terlebih dahulu kemudian diberikan sekam.
  5. Ukuran bak disesuikan dengan ketersedian lahan
  6. Distribusi air dan pengeluaran limbah produksi
  7. Adanya jalur panen dan akses pengelolaan ikan

c. Desain dan kontruksi akuarium
Bentuk akuarium yang biasa digunakan adalah bentuk segi empat, trapezium, segi enam, segi delapan, elips dan botol. Setelah mengetahui bentuknya hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran ketebalan kaca berkisar antara 3 mm – 16 mm. Ukuran ketebalan kaca untuk dasar akuarium sebaiknya ditambah 1-2 mm. Semakin besar ukuran akuarium maka semakin tebal ukuran kaca. Perbandingan antar ukuran akuarium dengan ketebalan kaca antara lain sebagai berikut.
Tebal Kaca (mm) Panjang Akuarium (cm)Lebar Akuarium (cm)Tinggi Akuarium (cm)
3302020
3402030
3503030
5703535
5804040
6904545
61205050
101504550
101504560
101804560
121905060
162007065

d. Desain dan kontruksi jaring apung/ keramba jaring apung
Konstruksi wadah jaring apung terdiri dari dua bagian yaitu kerangka dan kantong jaring. Kerangka berfungsi sebagai tempat pemasangan kantong jaring dan tempat lalu lalang orang memberi pakan dan panen. Kantong jaring apung merupakan tempat pemeliharaan ikan.
jaring apung,opini teks menjual sembari menjaga nirwana,menjual sembari menjaga nirwana,setujukah kalian bahwa penulis teks tersebut ingin mengemukakan pendapatnya,ciri kebahasaan teks editorial,argumentasi apa saja yang dikemukakan oleh penulis dalam teks menjual sembari menjaga nirwana,kalimat opini di teks editorial menjual sembari menjaga nirwana,segi kebahasaan teks editorial,setujukah kalian bahawa penulis teks menjual sembari menjaga nirwana ingin mengemukankan pendapat nya dalam teks opini / editorial,apakah objek wisata apa sajakah yg ada di daerah kalian?,struktur teks opini menjual sembari menjaga nirwana,analisis teks editorial perekonomian indonesia memperhatinkan,menginterprestasikan fungsi sosial teks opini,teks "menjual sembari menjaga nirwana" adalah,jelaskan bagaimana cara penulisan teks mengungkapkan tujuannya melalui teks opini/editorial pada teks " menjual sembari menjaga nirwana",setujukah kalian dengan pernyataan : resor tumbuh menjamur, tetapi konstribusi mereka kepada ekonomi daerah amat minimal,argumentasi dari teks menjual sembari menjaga nirwana,contoh negosiasi tentang pindah sekolah,struktur teks opini dalam teks menjual sembari menjaga nirwana,ciri kebahasaan apa yang kalian temukan dalam iklan mari berhemat listrik cukup10w/jam,materi memproduksi teks opini /editorial secara bersama,pandangan penulis dalam pernyataan pendapat tentang menjual sembari menjaga nirwana,menemukan kata kerja relasional yang menunjukkan hubungan sebab akibat dalam teks yang sama,kalimat utama dalam menjual sembari menjaga nirwana,menganalisis struktur dan kaidah teks opini '' menjual sembari menjaga nirwana,tulis adverbia dalam teks menjual sembari menjaga nirwana,sebagai alat untuk menyampaikan informasi, iklan diharapkan,ciri kebahasaan teks opini tentang baik dan benar,apakah masih banyak tempat wisata yang memang belum terjamah oleh pemerintah,teks opini yang berjudul menjual sembari menjaga nirwana,bandingkan dengan permasalahan yang terlihat pada novel nyanyi sunyi dari indragiri,perbedaan teks opini " sembari menjaga nirwana" dengan "tentang baik dan benar",jelaskan peta jaringan perdagangan pada masa sriwijaya dan majapahit,dialog negosiasi tentang pindah sekolah,setujukah kalian dengan pernyataan: resor tumbuh menjamur tetapi konstribusi merekakepada ekonomi daerah amatminimal,langkah langkah menganalisis teks eksplanasi kompleks dari ciri kebahasaan,menganalisis teks opini tentang baik dan benar,pernyataan pendapat dari teks menjual sembari menjaga nirwana,klik gugel,persamaan dan perbedaan teks editorial dan teks opini,setujukan kalian bhwa penulis teks tersebut ingin mengemukakan pndptnya teks menjual sembari menjaga nirwana,teks eksposisi tentang teknologi tepat guna dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,menganalisis fungsi sosial teks opini,hubungan sebab akibat yang kemudian terjadi pada kehidupan masyarakat di bali dengan adanya subak,carilah berbagai akronim yang telah dikembangkan dalam bahasa indonesia. buatlah contoh kalimat yang mrngandung akronim tersebut,tempat wisata yang memang belum terjamah, baik oleh pemerintah maupun penduduk setempat,contoh memproduksi teks opini/editorial tema sosial,data-data untuk teks opini,bagaimana cara mengeksplorasi gagasan dan argumentansi dalam menulis teks editorial,teks opini/editorial tentang baik dan benar,Desain dan Kontruksi Wadah Budidaya Ikan konsumsi,konstruksi wadah budidaya ikan konsumsi,desain dan konstruksi wadah budidaya ikan hias,jenis wadah budidaya ikan konsumsi,desain kolam ikan konsumsi,jenis jenis wadah budidaya ikan konsumsi,desain dan kontruksi wadah budidaya ikan hias,pengertian wadah budidaya ikan,sebutkan langkah-langkah yang dilakukan dalam merencanakan pemeliharaan dan perawatan ikan air tawar
jaring apung
Jaring apung secara sederhana bisa dibuat dari bambu. Keramba jenis ini biasa digunakan di aliran air sungai atau selokan dengan arus air yang cukup besar. Perlu memperhitungkan konstruksi wadah secara baik dan benar agar diperoleh wadah budidaya yang mempunyai masa pakai yang lama. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan adalah:
  1. Arus air, diusahakan tidak terlalu kuat namun tetap ada supaya terjadi pergantian air dan oksigen dengan baik, serta dapat menghayutkan sisa makanan dan kotoran. Tingkat kesuburan, jenis perairan yang baik untuk digunakan dalam budidaya ikan di jarring apung adalah perairan dengan tingkat kesuburan rendah hingga sedang. Tingkat kesuburan tinggi berpengaruh buruk terhadap ikan karena kandungan oksigen pada malam hari relatif rendah.
  2. Bebas dari pencemaran, adanya penambahan benda/materi ke dalam perairan dapat menimbulkan perubahan kualitas air sehingga mengurangi fungsinya.
  3. Kualitas air, perairan yang dipilih harus memiliki kualitas air yang memenuhi persyaratan untuk pertumbuhan ikan
  4. Kontruksi keramba jaring apung terdiri dari kerangka, pelampung, pengikat, jangkar, kantong jaring, pemberat, tali nilon dan tambang. 

5. Proses budi daya pembenihan ikan lele
   
Terdapat dua segmen usaha dalam budidaya ikan lele, yakni usaha pembesaran dan usaha pembenihan. Para peternak pembesaran biasanya tidak membenihkan sendiri. Lebih praktis bagi mereka untuk membeli benih dari peternak benih. Karena usaha pembenihan ikan lele memerlukan tingkat keterampilan dan ketelitian yang lebih tinggi.
Cara pemeliharaan dan perlakuan budidaya pembesaran berbeda dengan budidaya pembenihan. Akan lebih baik apabila peternak fokus terhadap salah satu segmen usaha tersebut. Setelah sebelumnya kami membahas segmen pembesaran ikan lele, kali ini kami akan membahas cara pembenihan ikan lele. Untuk mengetahui lebih jauh silahkan simak terus artikel ini.

Seleksi indukan ikan lele

Memilih indukan untuk pembenihan ikan lele hendaknya dimulai sejak calon indukan masih berukuran sekitar 5-10 cm. Pilih ikan lele yang mempunyai sifat-sifat unggul seperti tidak cacat, memiliki bentuk tubuh yang baik, gerakannya lincah, pertumbuhannya paling cepat dibanding lainnya. Kemudian pelihara calon-calon indukan unggul tersebut dalam kolam pemeliharaan tersendiri. Pemeliharaan calon indukan akan lebih baik bila diperlakukan lebih istimewa, dengan memberikan pakan berkualitas dan pengairan yang bagus.
Penyeleksian terhadap calon indukan untuk pembenihan ikan lele dilakukan setiap 2 minggu sekali. Jangan lupa pisahkan berdasarkan ukuran agar tidak saling kanibal. Lakukan secara berkala sampai mendapatkan indukan yang benar-benar baik. Ikan lele jantan bisa dijadikan indukan setelah berumur 8 bulan, sedangkan untuk lele betina setidaknya berumur satu tahun. Bobot indukan yang baik setidaknya mencapai 0,5 kg.
Setelah calon-calon indukan cukup umur dan ukuran, pilih indukan-indukan yang terlihat bugar, bebas penyakit dan bentuk tubuh yang bagus untuk proses pemijahan. Indukan yang akan dipijahkan sebaiknya dipelihara dalam kolam khusus. Pisahkan antara jantan dan betina agar tidak terjadi pembuahan diluar rencana.
Kolam khusus berfungsi untuk memelihara calon induk sampai siap matang gonad. Berikan pakan dengan mutu baik untuk mempercepat kematangan gonad. Jumlah pakan yang harus diberikan pada calon induk setidaknya 3-5% dari bobot tubuhnya setiap hari dan diberikan dengan frekuensi 3-5 kali sehari. Kepadatan kolam untuk pemeliharan indukan ini tidak boleh lebih dari 6 ekor per m2. Dari kolam ini indukan lele yang memenuhi kriteria matang gonad, diambil untuk dipijahkan.
Indukan betina yang telah matang gonad memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Bagian perut membesar ke arah anus, apabila diraba tersa lembek
  • Apabila diurut akan keluar telur berwarna hijau tua
  • Alat kelamin berwarna kemerahan dan terlihat membengkak
  • Warna tubuh berubah menjadi coklat kemerahan
  • Gerakannya lambat
Sedangkan untuk indukan jantan untuk pembenihan ikan lele hendaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Tubuhnya ramping
  • Alat kelaminnya memerah
  • Warna tubuh akan terlihat coklat kemerahan
  • Gerakannya lincah

Teknik pemijahan ikan lele

Pemijahan atau mengawinkan ikan untuk pembenihan ikan lele bisa dilakukan dengan berbagai metode, baik yang alami atau intensif. Pemijahan alami yaitu perkawinan yang tidak memerlukan campur tangan manusia dalam proses pembuahan sel telur dengan sperma. Sedangkan pemijahan intensif merupakan proses perkawinan yang memerlukan intervensi manusia dalam proses pembuahannya. Terdapat beberapa cara populer yang biasa dipakai untuk memijahkan ikan lele secara intensif, yaitu:
  1. Penyuntikan hipofisa
  2. Penyuntikan hormon buatan
  3. Pembuahan in vitro (dalam tabung)

Pemeliharaan larva

Dari proses pemijahan akan dihasilkan larva ikan yang harus dibesarkan dalam tahap pembenihan ikan lele selanjutnya. Pisahkan larva dari induknya. Kualitas air kolam untuk pemeliharaan larva harus terjaga. Usahakan ada aerasi dengan aerotor untuk menyuplai oksigen. Suhu kolam harus dipertahankan pada kisaran 28-29oC. Pada suhu dibawah 25oC, biasanya akan terbentuk bintik putih pada larva yang menyebabkan kematian massal.
Apabila terjadi perubahan suhu, usahakan tidak terjadi secara ekstrim. Perubahan suhu kolam sebaiknya tidak berfluktuasi lebih dari 1oC. Banyak larva yang tidak mentolerir suhu yang berubah-ubah.
Hal penting lainnya adalah menjaga kebersihan kolam. Bersihkan kolam dari kotoroan dan sisa pakan dengan spons. Kotoran dan sisa pakan bisa menimbulkan gas amonia yang bisa memicu kematian larva.
Larva masih membawa persediaan makanan dalam dirinya, jadi tidak perlu diberi pakan hingga 3-4 hari. Setelah persediaan makanannya habis, larva harus segera diberi pakan. Pakan bisa berupa kuning telur yang telah direbus. Ambil bagian kuningnya, lumat hingga halus dan campurkan dengan 1 liter air bersih. Larutan tersebut cukup untuk 100.000 ekor larva.
Setelah larva berumur satu minggu, berikan pakan berpa cacing sutera (Tubifex sp.). Cacing ini bernilai gizi tinggi dan disukai benih ikan yang baru tumbuh. Pakan berupa cacing ini meringankan perawatan, karena bisa hidup dalam air dan tidak mengotori kolam. Sehingga meminimalkan resiko keracunan akibat sisa pakan yang membusuk.
Cacing sutera diberikan hingga larva berumur 3 minggu atau berukuran 1-2 cm. Setelah itu, larva bisa dikatakan telah menjadi benih ikan dan siap diberi pelet yang berbentuk tepung.

Pendederan benih

Pendederan adalah suatu tahapan untuk melepas benih ikan ke tempat pembesaran sementara. Proses pendederan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembenihan ikan lele. Tempat pendederan biasanya berupa kolam kecil dengan pengaturan lingkungan yang ketat. Tahapan ini diperlukan karena benih ikan masih rentan terhadap serangan hama, penyakit dan perubahan lingkungan yang ekstrem. Benih ikan didederkan hingga siap untuk ditebar di kolam budidaya yang lebih luas.

a. Menyiapkan kolam pendederan

Kolam pendederan untuk pembenihan ikan lele bisa berupa kolam tanah, kolam semen atau kolam dari terpal. Tidak ada patokan luasan yang disarankan untuk kolam pendederan. Namun lebih baik tidak terlalu luas, sehingga lebih mudah dikontrol, misalnya ukuran 2×3 atau 3×4 m dengan kedalaman kolam 0,75-1 meter. Kolam tersebut juga harus memungkinkan di pasangi peneduh seperti paranet, untuk menghindari kematian benih karena terik matahari di musim kemarau.
Dalam menyiapkan kolam pendederan, perhatikan dengan seksama saluran masuk dan keluar pintu air. Gunakan jaring yang halus agar benih tidak bisa melintas saluran air dan tidak ada hama dari luar yang terbawa masuk ke kolam. Lakukan pengeringan kolam sebelum digunakan. Lebih baik apabila kolam dijemur untuk menghilangkan bibit penyakit yang mungkin tersisa dari aktivitas sebelumnya. Khusus untuk jenis kolam tanah yang akan digunakan untuk pembenihan ikan lele, lakukan pengolahan tanah dan pemupukan dasar kolam.
Pengisian air kolam untuk pembenihan ikan lele, hendaknya dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal isi kolam dengan kedalaman 20-30 cm. Hal ini mengingat benih ikan masih sangat kecil, apabila kolam terlampau dalam benih tersebut akan kesulitan untuk berenang ke atas dan mengambil oksigen dari udara. Setelah benih membesar tambahkan kedalaman kolam secara bertahap, sesuaikan dengan ukuran benih ikan.

b. Pelepasan benih

Benih ikan lele sudah bisa dipindahkan ke kolam pendederan setelah berumur 3 minggu dihitung sejak menetas di tempat pemijahan. Atau, kira-kira berukuran panjang 1-2 cm. Kepadatan tebar benih lele berkisar 300-600 ekor per m2.
Benih ikan yang masih kecil sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Oleh karena itu, memindahkan benih ikan ke kolam pendederan perlu kehati-hatian. Caranya, Gunakan wadah atau ember plastik, kemudian isi dengan dari kolam asal hingga penuh. Ambil benih ikan gunakan jaring yang halus, lalu masukkan ke dalam wadah tadi.
Setelah wadah terisi penuh, angkat dan pindahkan wadah tersebut ke kolam pendederan. Kemudian miringkan, sehingga air dalam wadah menyatu dengan air kolam pendederan. Diamkan sejenak dan biarkan benih ikan berenang keluar dengan sendirinya dari dalam wadah.

c. Pemberian pakan pembenihan ikan lele

Ketika benih masih berukuran 1-2 cm, gunakan tepung pelet yang memiliki kadar protein lebih dari 40 persen, karena pada umur tersebut benih lele membutuhkan banyak protein untuk perkembangan. Jenis pakan yang diberikan bisa berupa pelet jenis PSC atau pakan udang DO-A. Pemberian pakan jenis ini harus teliti, karena pakan akan tenggelam dan menumpuk di dasar kolam. Penumpukan sisa pakan akan membentuk amonia yang berbahaya bagi benih ikan. Selanjutnya benih ikan bisa dipindahkan ke kolam pendederan benih.
Apabila ikan sudah mencapai ukuran 2-3 cm berikan pakan F999 atau PF1000, atau jenis pelet yang berbentuk butiran kecil. Berikan pakan ini setidaknya hingga benih berukuran 4-6 cm. Pada prinsipnya, ukuran pakan harus disesuaikan dengan bukaan mulut benih ikan.
Pakan diberikan dengan frekuensi 4-5 kali sehari. Waktu pemberian pakan bisa dilakukan pada pagi, siang, sore dan malam hari. Karena ikan lele jenis binatang nokturnal atau aktif dimalam hari, hendaknya porsi pemberian makan pada malam hari lebih besar. Lamanya proses pendederan berkisar 5-6 minggu atau hingga benih ikan lele berukuran 5-7 cm.

Panen pembenihan ikan lele

Pembenihan ikan lele memakan waktu 8-9 minggu sejak benih menetas. Ukuran benih lele siap panen berkisar 5-7 cm. Cara pemanenan dilakukan dengan mengeringkan air kolam pelan-pelan hinga ikan berkumpul pada titik yang dalam atau saluran kemalir. Kemudian ambil ikan dengan jaring yang halus. Lakukan pengambilan ikan dengan hati-hati, karena benih tersebut masih rentan apabila mengalami luka pada permukaan tubuhnya. Tampung benih ikan dalam wadah yang telah diisi dengan air dari kolam yang sama agar ikan tidak mengalami stres.
Hal terakhir namun penting dalam pembenihan ikan lele, adalah menyiapkan pembeli bagi benih yang sudah siap panen. Karena apabila waktu panen terlambat karena benih belum ada pembelinya, peternak harus menanggung biaya pemeliharaan ekstra. Pada ujungnya, semakin lama panen tertunda akan semakin tipis marjin yang akan diterima peternak.

5 komentar: